Ada oleh-oleh berharga buat saya dari Kemah Sastra tanggal 12-13 Juni 2013 kemarin. Kegiatan yang digagas oleh Grup Sastra LAMPU bekerja sama dengan Griya Sastra dan Budaya Obor ini, diisi dengan bedah buku, pentas karya, dan diskusi.
Salah satu catatan saya dalam salah satu diskusi, yang juga dilakukan
secara ringan, karena diskusi ini dilakukan di sela-sela acara pentas karya,
adalah soal pemakaian kata ‘membuat’ dan ‘menulis.’ Ini disampaikan oleh Naning
Pranoto, yang dengan tegas menyampaikan kepada kami para peserta diskusi.
Membuat dan menulis sangat jauh berbeda. Harus teliti dan tepat apakah kita
menggunakan kata ‘membuat’ atau ‘menulis’ saat melakukan proses kreatif
menghasilkan puisi, cerpen, novel, artikel dan karya tulis lainnya.
Membuat biasanya proses yang dilakukan dengan alat. Misalnya membuat
kue, membuat rumah, membuat baju. Sedangkan menulis tidak sekadar membuat jadi
tulisan. Jangan sampai membiasakan mengatakan atau menulis: “Saya sedang
membuat novel.” Atau “Saya sedang membuat buku.”
Yang tepat adalah: “Saya sedang menulis novel.” Dan “Saya sedang menulis
buku.”
Membuat buku mungkin bisa juga dilakukan. Pelakunya bukanlah penulis.
Melainkan orang-orang yang bekerja di percetakan buku.
Ini memang hal sederhana. Yang sederhana juga harus jadi perhatian bagi para
pelaku seni menulis. Jangan sampai karena menganggap sederhana, lalu terjerumus
keterusan menggunakan kata yang keliru.
Yuk, mulai sekarang biasakanlah menulis buku, menulis cerpen, menulis
artikel, menulis novel ataupun menulis puisi.
Bridge Village, 15
Juni 2013
No comments:
Post a Comment