Masalah Buat Bapak?
Menjadi orang tua di zaman
sekarang cukup rumit. Rumit dalam hal bagaimana mendidik dan mengarahkan
anak-anak menjadi anak yang baik. Sebabnya, antara lain, ya karena kemajuan
teknologi dan perkembangan zaman.
Pendukung kerumitan
lainnya adalah demokrasi orang tua terhadap anak. Demokrasi yang mendekatkan antara anak dan orang tua, sekarang dimaknai atau terjadi secara kebablasan. Saya, dulu,
sangat takut jika ingin bercanda atau sekadar bicara dengan ayah saya. Sekarang,
saya amati, anak dan orang tua bisa ngobrol dan bercanda bareng.
Saling menyalahkan dan
saling membantah, walaupun bercanda, sudah biasa terjadi antara anak dan orang
tua. Apalagi zaman sekarang banyak sekali muncul bahasa dan ungkapan gaul. Ungkapan dan bahasa gaul ini, juga diucapkan secara tidak semestinya.
Seperti yang pernah saya
dengar di rumah seorang kenalan saya. Menurut kenalan
saya, sudah waktunya anaknya belajar dan mengerjakan pr sekolahnya.
“Matikan tivi. Kerjain pe-er
dulu.”
“Ntar ah….”
“Udah cepetan sana. Ntar ngantuk
lagi. Besok buru-buru ke sekolah belum ngerjain pe-er. Belum belajar....”
“Masalah buat Bapak?”
Deg, saya yang ada di dekat
mereka, antara geli dan miris. ‘Masalah buat Bapak?’ yang asalnya dari ungkapan
gaul ‘Masalah buat loe?’ dikatakan saja dengan ringan, tanpa beban, tanpa dosa,
oleh anak kenalan saya.
Seandainya anak kenalan
saya itu mengerti, bahwa dengan mengabaikan pr, malas belajar akan menyebabkan
masalah. Bukan saja buat bapaknya, tapi juga buat dirinya sendiri. Seandainya dia tahu,
bapaknya memperjuangkan dan membiayai pendidikan untuk kesuksesan anaknya.
Dan seandainya
anak itu tahu jika hasil belajarnya buruk, akan menimbulkan masalah….
High Tomang, 9 Juni 2013
No comments:
Post a Comment