Sunday 2 June 2013

KH. Hasyim Asy'ari Pahlawan Indonesia
Catatan saya soal Film Sang Kiai

Membaca judul film ini, langsung menimbulkan suatu kesan atau ingatan di benak saya. Ingatan bahwa judul ini, seolah-olah dipaksa mengekor atau mengikuti judul film-film sebelumya. Setidaknya ada dua film besar yang memakai kata Sang. Yaitu Sang Penari dan sang Pencerah. Saya tidak tahu pasti apa alasan utama tim kreatif memakai judul Sang Kiyai untuk film ini.

poster diambil dari odingk.com

Namun saya mengesampingkan kekecewaan pada judul. Saya mencoba berpikir positif. Saya putuskan untuk menonton pada hari kedua pemutaran film ini.

Rasanya saya tidak salah, bahwa film ini termasuk film yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia. Utamanya umat Islam. Utamanya lagi warga NU.

Dibintangi antara lain oleh Ikranagara, Christine Hakim, dan Agus Kuncoro, Sang Kiai memang dirancang sebagai film yang mengisahkan perjalanan KH. Hasyim Asy’ari, tokoh pendiri NU.  Yang membuat saya terkejut, dalam film ini bukan saja menceritakan sepak terjang Hasyim Asy’ari dalam memperjuangkan NU, yang semula saya kira hanya berkutat pada dunia kepesantrenan saja.

Film ini diwarnai juga oleh kisah bagaiman KH.Hasyim Asy'ari menghadapi kontra dari seorang santrinya. Kisah ketaatan istri terhadap suaminya. Ada lagi adegan prajurit yang sudah berada di medan perang. Tapi malah ketakutan dalam berperang. Dan karenanya membuat repot santri/prajurit lainnya.

Tokoh Bung Tomo, meski muncul dua scene dari keseluruhan film, juga membuat saya tahu kalau dia cukup dekat dengan KH.Hasyim Asy’ari. Diceritakan Bung Tomo sebelum berpidato meminta nasihat kepada KH.Asy’ari. Bung Tomo diberi wejangan agar sebelum dan sesudah berpidato selalu menyebut kalimat ilahi.

Saking banyaknya hal lain yang diceritakan dalam film, saya hampir menilai bahwa sebenarnya film ini tidak melulu sebagi film NU. Kiranya saya tidak berlebihan kalau KH.Hasyim Asy’ari, bukan saja pahlawan NU. Lewat adegan-adegan perlawanan menghadapi Jepang dan Belanda, saya menilai bahwa KH. Hasyim Asy'ari bisa dikatakan sebagai pahlawan milik bangsa.

Kemudian saya sampai pada kesimpulan, film ini pantas untuk menjadi referensi bagi bangsa Indonesia agar bersemangat memperjuangkan dan membela tanah air kita, mencintai Indonesia. Untuk warga NU, saya rasa bisa menjadi semacam cermin dan pemacu, agar bagaimana menjadi warga NU yang seharusnya. Seperti cita-cita awal pendirinya.

Lubang Buaya, 2 Juni 2013

No comments:

Post a Comment